integritasnews-indonesia.com -- Donald Trump resmi menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat untuk periode 2025-2029. Sejumlah kebijakan baru yang menuai kontroversi mulai diberlakukan. Sebelumnya, pada periode 2017-2021, Trump fokus pada isu domestik dan ekonomi, namun kebijakannya sering dikritik karena dianggap tidak inklusif dan destruktif.
Hukuman Mati Meluas
Trump menandatangani perintah eksekutif yang memperluas penerapan hukuman mati, mencakup pelaku kriminal hingga imigran ilegal. Jaksa Agung diberi kewenangan menerapkan hukuman mati tanpa mempertimbangkan faktor lainnya.
Hanya Akui Dua Gender
Trump mengesahkan kebijakan yang hanya mengakui dua gender, laki-laki dan perempuan, serta mencabut perlindungan bagi transgender di penjara federal. Program Keberagaman, Kesetaraan, dan Inklusi (DEI) juga dihentikan.
Anak Imigran Tak Dapat Kewarganegaraan
Trump mengakhiri pemberian kewarganegaraan otomatis bagi anak-anak yang lahir dari imigran ilegal atau non-permanen di AS. Kebijakan ini bertentangan dengan keputusan Mahkamah Agung yang merujuk pada Amandemen ke-14.
Menolak Pengungsi
Trump menangguhkan program penerimaan pengungsi dan menyatakan perbatasan AS-Meksiko dalam status darurat nasional. Ia juga mempertimbangkan kartel sebagai organisasi teroris asing.
Keluar dari Perjanjian Paris
AS kembali keluar dari Perjanjian Paris, dengan Trump menyatakan darurat energi nasional dan membuka lebih banyak wilayah, termasuk Alaska, untuk pengeboran minyak dan gas.
Keluar dari WHO
Trump menarik AS dari WHO, menganggap organisasi tersebut hanya membuang anggaran.
Grasi bagi 1.600 Pendukungnya
Trump memberikan grasi kepada sekitar 1.600 terdakwa terkait kerusuhan Gedung Capitol 6 Januari 2021, yang memprotes kemenangan Joe Biden.
Ganti Nama Teluk Meksiko
Trump memutuskan mengubah nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika dan memulihkan nama Gunung Denali menjadi Mount McKinley. Ia juga memerintahkan investigasi terkait perdagangan, aliran imigrasi, dan narkoba dari beberapa negara seperti China dan Meksiko.
Kebijakan-kebijakan ini menunjukkan prioritas Trump yang tetap kontroversial, dengan fokus pada keamanan, ekonomi, dan isu imigrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar