Jakarta -- integritas-news -- Rencana kontroversial Presiden AS Donald Trump untuk mengambil alih dan menguasai Jalur Gaza memicu kemarahan dunia. Sejumlah negara, termasuk Palestina, Arab Saudi, PBB, dan sekutu-sekutu AS, dengan tegas menolak gagasan tersebut.
Dalam konferensi pers di Gedung Putih bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Trump mengejutkan publik dengan mengumumkan rencana AS untuk mengendalikan Gaza dan mengembangkannya secara ekonomi setelah merelokasi penduduk Palestina ke wilayah lain. Ia bahkan menyebutkan "kepemilikan jangka panjang" atas Gaza, mengklaim bahwa pembangunan kembali akan membawa stabilitas dan membuka ribuan lapangan kerja.
Namun, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dengan tegas menolak rencana tersebut, menegaskan bahwa Gaza merupakan bagian tak terpisahkan dari Palestina. Hamas juga mengecam langkah itu sebagai upaya pengusiran paksa rakyat Palestina dari tanah air mereka.
Sejumlah negara, termasuk Arab Saudi, Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab, Turki, Indonesia, dan Malaysia, mengecam keras rencana tersebut. Mereka menolak setiap upaya pengusiran warga Palestina dan menegaskan hak mereka untuk tetap berada di tanah mereka. Liga Arab, PBB, serta negara-negara Eropa seperti Inggris, Prancis, dan Jerman juga mengutuk rencana itu sebagai pelanggaran hukum internasional dan ancaman bagi stabilitas kawasan.
China, Rusia, dan Brasil turut menolak gagasan tersebut, menegaskan bahwa solusi konflik di Timur Tengah harus didasarkan pada pendekatan dua negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar