integritasnewsindonesia.com -- Bentrokan antarwarga di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, kembali marak dalam beberapa waktu terakhir. Polisi menduga kericuhan tersebut berakar dari konflik lama yang terjadi sejak 1989.
Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana menyebut persoalan ini masih menjadi atensi pihaknya. Ia mengatakan, konflik panjang yang diwariskan antar kelompok masyarakat memicu gesekan berulang hingga kini. Meski begitu, detail persoalan belum dijelaskan secara rinci.
Polisi kini berupaya mempertemukan pihak-pihak yang terlibat agar tercapai kesepakatan damai. Namun, Arya mengakui upaya pengendalian situasi kerap terhambat karena sebagian warga justru memberi dukungan kepada pelaku tawuran dengan ikut menonton.
Ia menegaskan penegakan hukum akan tetap dijalankan terhadap pelaku yang terbukti terlibat bentrokan. Aparat juga memperkuat pengawasan dengan menurunkan 30 personel gabungan Jatanras dan Samapta untuk berjaga 24 jam di empat titik rawan bentrok, yakni Lorong 148 (Kandea), Layang, Lembo, dan Sapiria.
Sementara itu, anggota DPRD Makassar Basdir meminta camat, lurah, hingga ketua RT/RW lebih aktif melakukan pendekatan persuasif kepada warga. Ia menekankan pentingnya peran tokoh masyarakat dan pemuda dalam meredam konflik agar tidak terus berlarut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar